Potensi Mendunia Kabupaten Morowali, Geser Kehebatan Singapura, Benarkah Calon Ibukota Provinsi Baru Pemekaran Sulawesi Tengah?
ilustrasi-jason/pexels-
Kabupaten Morowali, hasil dari pemekaran Kabupaten Poso, menghadirkan sebuah profil yang kaya dan berpotensi mendunia.
Terletak sebagai salah satu daerah otonom di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999, Morowali memiliki dimensi yang menjanjikan.
Wilayahnya meliputi luas daratan sekitar 15.490,12 kilometer persegi, mencakup 22,77 persen dari total luas daratan Sulawesi Tengah.
Tambang nikel di Morowali memiliki reputasi tinggi hingga mancanegara berkat kualitasnya yang menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.
Sebagai pilar ekonomi utama Morowali, pertambangan nikel memiliki peran sentral dengan dukungan dari 10 perusahaan pertambangan nikel besar yang menyerap hingga 19.000 tenaga kerja lokal.
Meski demikian, penting bagi pemerintah Kabupaten Morowali untuk merencanakan sumber pendapatan alternatif guna menjaga stabilitas ekonomi di masa mendatang.
Berbagai sektor tengah disiapkan sebagai alternatif sumber pendapatan, di antaranya:
Perkebunan: Morowali memiliki keunggulan dalam perkebunan kelapa sawit dengan luas hingga 6.000 hektar. Tidak hanya itu, komoditas seperti pala, singke, dan kakao juga menjadi fokus pengembangan.
Perikanan: Wilayah perairan luas Morowali menjadi pijakan perkembangan sektor perikanan.
Nelayan menjadi mata pencaharian utama, terutama di Kepulauan Bungku Selatan dan Kepulauan Menui. Ikan tuna dan budidaya rumput laut menjadi komoditas unggulan.
Pariwisata: Meski masih dalam tahap awal, pariwisata menjadi prioritas pengembangan. Pemerintah Morowali sedang berupaya membangun infrastruktur dan industri pariwisata.
Selain itu, Morowali memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Komoditas pangan seperti padi, jagung, dan kedelai menjadi fokus, serta sayuran seperti cabai besar, kacang panjang, dan terong juga memiliki potensi untuk dikembangkan.